Postingan

Yayasan Baiturrahman Ruteng Diterpa Isu Kepemilikan dan klaim pewaris, Umat berharap Pemerintah Bertindak

 



Ruteng Manggarai Presisi24.com  – Suasana keagamaan di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tengah diwarnai kegelisahan. Yayasan Baiturrahman Ruteng, lembaga yang berdiri sejak tahun 1998 dan menaungi sejumlah aset penting umat Islam di kota ini, kini menjadi sorotan publik setelah mencuat berbagai tudingan serius terhadap pengurusnya.


Yayasan yang dikenal sebagai salah satu lembaga keagamaan Islam tertua di Ruteng itu memiliki sejumlah aset bernilai strategis. Di bawah pengelolaannya terdapat dua masjid besar, yakni Masjid Agung Baiturrahman Ruteng dan Masjid Jihadul Ukhro' Ruteng, serta beberapa lembaga pendidikan seperti RA Amanah Ruteng, MIS Amanah Ruteng, dan MTs Amanah Ruteng. Selain itu, yayasan juga tercatat memperoleh hibah beberapa bidang tanah wakaf yang selama ini masih belum jelas lokasinya oleh umat.semua aset tersebut diatas selain hibah dari pemerintah juga merupakan hasil swadaya gotong royong umat dari pendanaannya, keberadaan yayasan adalah sebagai Payung Hukum setelah semua yg disebut aset itu ada.



Namun, belakangan muncul berbagai isu miring dan tudingan yang mengguncang kepercayaan hampir semua umat terhadap pengurus yayasan. Sejumlah warga menilai ada upaya penguasaan pribadi terhadap aset umat, bahkan dikabarkan ada klaim bahwa yayasan tersebut dapat diwariskan kepada keluarga atau kolega pengurus tertentu.


Tidak berhenti di situ, dua masjid besar di Kota Ruteng — yang selama ini menjadi pusat kegiatan umat Islam — juga disebut-sebut telah diklaim sebagai milik pribadi yayasan dan bukan lagi milik umat. Isu ini semakin memanas setelah muncul laporan adanya larangan terhadap kelompok-kelompok jamaah dan perkumpulan untuk menggelar kegiatan keagamaan di kedua masjid tersebut.yang notabene adalah perayaan hari besar, rutinitas selain sholat wajib 


Ketika umat yang mencoba mempertanyakan status kepemilikan masjid maupun pengelolaan dana yayasan justru mengaku mengalami tekanan dan intimidasi. Bahkan, menurut sejumlah sumber,oknum pihak yayasan diduga melakukan intimidasi kepada personal dan kelompok yang dianggap mengganggu kepentingan mereka,juga membenturkan umat secara internal dgn cara memilah- milah umat yang perantauan dgn umat asli Manggarai.


“Masjid itu rumah Allah, bukan milik pribadi siapa pun. Umat berhak tahu ke mana arah pengelolaan dananya,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Muslim Ruteng yang enggan disebut namanya demi alasan keamanan.


Tuntutan Umat: Keadilan dan Transparansi


Merespons situasi yang kian memanas, umat Islam di Ruteng secara terbuka mengajukan lima tuntutan utama kepada pihak yayasan dan pemerintah daerah.


1.umat meminta dihentikannya segala bentuk intimidasi,membenturkan umat dgn pihak luar dan ancaman langsung secarz head to head terhadap jamaah atau pihak yang bersuara kritis.


2. umat mendesak adanya transparansi pengelolaan dana yayasan, khususnya dana dari kotak amal dari dua masjid besar di bawah naungan yayasan.


3. umat menyerukan agar yayasan transparan melaporkan aset yang merupakan hibah selain masjid dan sekolah kepada umat, bukan menjadi milik pribadi atau kelompok tertentu.


4. umat meminta Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk segera turun tangan dan mengambil langkah tegas demi menjaga ketertiban dan keadilan umat.

Dan terakhir, umat menuntut rekonstruksi total kepengurusan yayasan yang telah menjabat sejak tahun 1998 tanpa pembaruan struktur yang jelas.



Pemerintah Didorong Ambil Sikap


Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pengurus Yayasan Baiturrahman Ruteng terkait berbagai tudingan tersebut. Begitu pula dengan pihak pemerintah kabupaten, yang dinilai umat perlu segera turun tangan untuk memfasilitasi mediasi dan klarifikasi terbuka antara pengurus yayasan, tokoh agama, dan masyarakat.



Para tokoh masyarakat berharap agar permasalahan ini tidak semakin melebar menjadi konflik horizontal antarumat. Mereka menilai, langkah terbaik adalah membuka dialog terbuka dan audit independen terhadap aset serta keuangan yayasan agar semua pihak memperoleh kejelasan.


“Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci. Jika yayasan memang untuk umat, maka umat harus dilibatkan dalam pengawasan,” ujar salah satu tokoh pemuda Muslim Ruteng.


Menjaga Rumah Umat


Yayasan Baiturrahman Ruteng selama ini berperan penting dalam perkembangan dakwah dan pendidikan Islam di Manggarai. Karena itu, banyak pihak berharap konflik internal ini tidak menodai fungsi utama yayasan hanya  sebagai payung hukum dan mengembalikkan fungsi takmir masjid sebagai wadah pelayanan umat.


Kini, masyarakat menantikan langkah nyata dari pemerintah daerah, ormas Islam, dan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa masjid dan lembaga pendidikan di bawah yayasan benar-benar kembali menjadi rumah bagi seluruh umat, bukan milik segelintir orang.



Fungsi takmir yg hanya sebagai boneka, pemilihan Takmir tidak pernah diketahui oleh umat,majelis dan jamaah aktif ke dua masjid.

Perubahan struktur yayasan secara ilegal tanpa sepengetahuan  struktur yayasan yg dianggap berseberangan,tdk sesuai dgn mekanisme. 



Pmbetukan kepengurusan ta'mir hanya diputuskan sepihak oleh yayasan Tampa melibatkan umat muslim secara keseluruhan adapun orang-orang yang ada dalam pengurusan adalah orang yang memang bagian dari yayasan itu sendiri.


Setiap ada kegiatan yang dilakukan umat muslim dalam bentuk kelompok seperti PHBI itu harus melalui izin dan persetujuan ta'mir masjid ini merupakan cara dari mereka agar umat muslim tidak leluasa bergerak dan dapat dikontrol penuh oleh yayasan. (**)

Posting Komentar