Maluku Merahputih news. com | Belakangan ini banyak yang bertanya apakah saya berniat maju kembali pada 2031. Jawaban saya sederhana: jika Allah berkehendak. Bagi saya, keputusan seperti itu tidak semata-mata soal kesiapan pribadi, tetapi soal amanah dan takdir yang jauh lebih besar daripada sekadar rencana politik.
Sebenarnya, menjadi bupati bukanlah perkara yang terlalu sulit. Dengan modal finansial, strategi yang tepat, ketokohan yang dikenal, dan jaringan politik yang kuat, seseorang dapat memenangkan sebuah kontestasi. Kursi kekuasaan bisa diraih dengan dukungan yang dibangun dari luar.
Namun, menjadi pemimpin—itu jauh berbeda. Ia adalah ujian jiwa. Jabatan hanya memastikan seseorang berkuasa, Banyak yang berhasil memenangkan kursi, tetapi tidak semuanya berhasil memimpin manusia.
Sebab jabatan dapat didorong oleh kekuatan eksternal, sementara kepemimpinan hanya lahir dari kekuatan internal: integritas, keberanian, kejujuran, dan niat tulus untuk melayani. Itulah yang membedakan orang yang sekadar berkuasa dari mereka yang benar-benar memimpin.
Pada akhirnya, pertanyaan “maju atau tidak” bukan sekadar urusan politik, tetapi soal kesiapan untuk kembali diuji—bukan oleh lawan politik, melainkan oleh tanggung jawab moral kepada masyarakat dan kepada Tuhan.
Pewarta Fendi waemese
Edotorial Oleh: Muhamad Daniel Rigan